Senin, 27 April 2009

Reality Show

Acara reality show sekarang makin lama makin banyak ya..
Spesialisasinya juga beragam
Ada yang sapasial alias khusus membantu orang ilang, orang tobat, orang nyari cinta pertamanya, ampe orang yang berusaha membuktikan apakah pacarnya selingkuh atau tidak.
Aku ga tau pasti, peserta acara yang kayak gitu itu dibayar atau membayar, yang aq tau adalah masalah pribadi mereka jadi tontonan banyak orang di luar sana. Cuma jadi tontonan, pemirsa sama sekali ga bisa ikutan bantu. Boro-boro membantu, penonton justru diajak mencari keuntungan dari masalah orang. Ada beberapa dari sekian reality show tersebut yang menjadikan masalah clientnya sebagai bahan taruhan “apakah fulan bakal dimaafin ma fulanah? Ketik A untuk jawaban Ya dan B untuk jawaban tidak. Kirim smsnya ke sekian-sekian sekian-sekian,, 2 orang pengirim dengan jawaban benar akan mendapatkan 1 juta rupiah dipotong pajak”geblek!
Masalah, yang sebenarnya bertetangga akrab dengan aib, yang notabenenya harus di simpan rapat-rapat, justru di gembar-gemborkan dengan ditayangkan di televisi. Membiarkan orang lain(bahkan orang asing) tau masalah intern keluarga atau pribadi mereka sendiri.
Apa sih enaknya masalah mu diketahui banyak orang? Apa iya, ga ada agen serupa yang bekerja tanpa dipayungi stasiun tivi? Apa ga bisa menyelesaikan masalah tanpa publikasi? Toh host acara tersebut ga pernah mengajak peserta untuk turut membantu atau mungkin sekedar memberi masukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, atau setidaknya ngomong “bagi pemirsa yang menemukan sosok ini harap menghubungi nomer berikut karna orang tersebut adalah suami client kami yang hilang sejak 2 tahun lalu”, ga ada kan? Ga ada...
Ga membantu sama sekali sebenernya publikasi atas masalah yang mereka usut,,kcuali publikasi itu bikin kamu masuk tivi dan ceritamu bakal dinget pemirsa,,intinya, popularitas sementara.. akhirnya reality show itu bukan lagi untuk penyelesaian masalah, melainkan cuma jadi ajang untuk tampil di layar kaca. Tanpa harus casting mimik atau menghapal naskah, langsung bisa jadi pemeran utama, tentunya atas skenario berisi masalahnya sendiri. Dan ketika pencarian selesai, masalah rampung, tirai panggung pun ditutup. Orang yang jadi pemeran utama atas masalah dalam kehidupannya sendiri tadi tinggal menunggu orang-orang dari kalangan atau lingkungannya berkata “dia yang kemaren masuk di ternyek-menyek lho!”.. jd dikenal kan? Iya.. dikenal alias ngetop karena punya masalah..

Tidak ada komentar: