saya ditugaskan untuk mengajar di daerah terpencil
Kab.Banjar Kec.Sungai Pinang Ds.Hakim Makmur
akses ke sana lumayan sulit
selain keterbatasan angkutan juga medan yang harus dilalui lumayan 'parah'. perlu waktu 5 jam hanya untuk menempuh jarak 75 km dari pusat kota martapura.
namun, lahan di daerah pegunungan tempat saya bekerja itu sangat menjanjikan untuk dijadikan lahan perkebunan. menurut penuturan warga setempat, tanah di sana sangat subur. apapun yang ditanam bisa tumbuh dengan baik. satu2nya kendala hanyalah binatang2 hutan yang sering merusak ladang, seperti babi dan beruang.
kebanyakan warga desa memanfaatkan lahan mereka untuk dijadikan kebun karet, ladang jahe,beras kencur, dsb.
penghasilan mereka cukup lumayan. misalnya saja untuk kebun karet, satu kapling tanah, per 3X sadap, bisa menghasilkan 250rb rupiah. dan dalam satu minggu bisa sampai 6X sadap.
itu baru penghasilan dari karet. sementara seringkali warga berladang dengan sistim tumpang sari. maksudnya di sela2 pohan karet, dilahan yang masih kosong, mereka menanam juga jahe, beras kencur, dsb. sehingga penghasilan mereka tidak hanya dari hasil menyadap karet tapi juga dari tanaman lain yang mereka tanam.
dari sini sudah bisa dibayangkan tingkat kesejahteraan mereka. penghasilan mereka lumayan dan tuntutan kebutuhan hidupnya juga tidak terlalu banyak seperti masyarakat kota.
saya jadi berfikir tentang kesejahteraan rakyat di negeri ini.
banyak orang mengeluhkan kemiskinan. penghasilan yang minim. keterbatasan lapangan kerja. tapi banyak orang juga yang berbondong2 pergi ke kota. berebut lapangan pekerjaan disana. mengais penghasilan. dan banyak dari sekian yang pergi berbondong itu pada akhirnya cuma jadi warga pinggiran di pemukiman kumuh. hidup miskin dan kelaparan.
kenapa harus berbondong2 pergi ke kota? kalo di desa tempat mereka sendiri ada lapangan pekerjaan?
kenapa harus berebut lahan perkerjaan di kota dan hidup miskin di pinggiran? kalo di desa ada lahan luas yang menanti untuk digarap dan hasilnya bisa cukup bahkan lebih buat memenuhi kebutuhan hidup.
saya yakin, lahan seperti tempat saya bekerja di gunung sana, yang subur dan banyak potensi alamnya, juga terdapat di seantero pulau di seluruh nusantara. ini indonesia negara kaya!
ga heran kalu dulu Pak Harto menggalakkan program transmigrasi. tujuannya ya itu. untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk supaya lebih merata, ga tumpang tindih carut marut di satu pulau aja (Jawa)
banyak orang mengeluhkan kemiskinan tapi ga mau beranjak dari tempatnya.ga mau pindah ke tempat lain, cari rezeki di tempat lain. kalo memang yang diinginkan adalah penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, berkebun dan berladang apa salahnya?toh kita memang negara agrikultur.
barangkali kita memang termakan gengsi.
tapi kalo kita miskin karna mempertahankan gengsi kita sendiri, rasanya ga perlu lah sampai menyalahkan pemerintah atas ketimpangan ekonomi yang ada.
kalo sudah tau pemerintahnya ga bisa 'nyuapin', sementara kita liat ada nasi yang bisa diambil dengan tangan sendiri, kenapa ga nyuap sendiri? kenapa mau2nya bertahan dengan rasa lapar nunggu di dulang? malas?